"Mb Re lagi sibuk yaa? Udah pulang kerja?"
Tiba-tiba ada sms masuk dari Mas Yudis. Teman menuntut ilmu bersama
di tempat Kyai Ikhsan. Seorang teman yang lebih sering kupanggil dengan
panggilan "Akang" karena dia memang lebih nyaman dengan panggilan itu.
"Rere udah pulang kang. Lagi santai kok. Akang lagi apa?Ada apa kang?", dan aku pun membalas pesan singkat itu.
Tak begitu banyak yang kubahas dengannya. Namun, setiap kata yang dia kirim sungguh membuat getaran tersendiri dalam hati ini.
Friday 10 May 2013
Monday 15 April 2013
Indahnya Cinta dalam Diam
“Ya Illahi, inilah hamba-Mu yang sering mengeluh atas
taqdir yang telah Kau tetapkan,
Inilah hamba-Mu yang jarang bersyukur atas segala nikmat
yang Kau berikan,,,
Wahai Rabbi, inilah hati yang jarang sekali bisa ikhlas
atas segala apa yang Kau gariskan untukku...
Duhai Sang Pemilik Jiwa, aku persembahkan segala cinta-Ku
hanya untuk-Mu Yang Maha Mencinta yaa Rabb,
Aku lelah berharap pada selain-Mu karena yang ada hanya
kecewa dan semakin tersiksa,
Rabbi, aku tak meminta-Mu agar menjadikan dia yang pernah
mencuri sebagian cintaku dari-Mu untuk menjadikannya jodohku, akupun tak
meminta agar dia bisa mendampingi sepanjang hidupku dalam jihadku untuk-Mu. Aku
hanya meminta pada-Mu jawaban terbaik atas rasaku padanya. Jika dia bukan
untukku, mohon tabahkanlah hatiku dengan ketentuan-Mu dan jika dia memang Kau
ciptakan untuk menjadi teman sejatiku, maka kuserahkan segalanya pada-Mu. Kau
lebih tau cara yang terbaik untuk menyatukan antara aku dengannya”
….
“Laila….”
Tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku, kuhentikan dengan
segera tulisan pada buku diaryku.
Tuesday 19 February 2013
Untukmu… Calon Suamiku ....
Bismillaahirrahmaanirrohiim..
Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Duhai
calon suamiku
belahan jiwa, raga dan hatiku
belahan jiwa, raga dan hatiku
Kutuliskan
segala kata yang telah dirangkai oleh hati ini di dalam qolbuku…
Wahai calon penguat da’wah ku…
ketahuilah bahwa aku menunggu kehadiranmu…
Labels:
Akhwat,
Gaul,
Hati,
Kehidupan,
Kesendirian,
Kisah,
Penantian,
Puisi,
Remaja,
Renungan,
Ungkapan Hati,
Wanita
Uang bukan penyelamat kemiskinan ...
Dalam mengarungi sebuah kehidupan, banyak sekali permasalahan yang setia menemani. Dewasa ini, kemiskinan merupakan salah satu dari berbagai masalah besar yang dibicarakan oleh banyak masyarakat di berbagai Negara. Mencari jalan keluar yang dapat meminimasilir sebuah “kemiskinan” bahkan hampir semua anggota masyarakat memikirkannya.
_ Malam _
Malam..
Maafkan aku yang hari ini hanya bisa
menghiasimu dengan air mata..
Ku tau bahwa kau selalu menemani hari
hariku,
Namun mengapa hati ini masih selalu
merasakan sunyi sepi ???
Aku butuh teman..
Teman yang bisa mendengarkan segala kisah
harianku..
Teman yang menyeka air mata dipipiku ketika
aku sedih…
Teman yang bisa memotivasi dan menuntun aku
ketika jatuh..
Teman yang memelukku ketika aku takut…
Masih Pantaskah Hati ini Cemburu ???
Seusai shalat
‘Ashar berjama’ah dengan Mba Iffah, salah satu rekan kerjaku, entah mengapa
diri ini masih berat untuk segera beranjak meninggalkan mushola kecil berukuran
2x3 di pojok lantai 3 pada sebuah perusahaan tempat aku bekerja. Masih merasa
enggan untuk segera kembali ke ruang kerja dan merapikan pekerjaan hari ini.
Namun, tak
terasa air mataku menetes membahasi mukenah putih yang sudah aku lipat rapi
yang kemudian ku peluk erat dengan kedua tanganku.
Thursday 17 January 2013
“Cuci” atau “Kotori” Mata ???
Istilah "Cuci mata” sudah menjadi kebiasaan dan
budaya banyak orang terutama di kalangan para muda. Nongkrong di pinggir jalan
untuk “mencuci mata”, menikmati pemandangan alam yang indah dan penuh pesona
sudah menjadi adat sebagian orang.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah:
Namun yang menjadi pertanyaan adalah:
"Alam apakah yang sedemikian indahnya sehingga
menjadikan para pemuda begitu banyak yang tertarik dan terkadang mereka
nongkrong hingga berjam-jam?”
Subscribe to:
Posts (Atom)